Curug Omas berada di dalam Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Juanda di lokasi wisata Maribaya. Curug ini memiliki ketinggian terjunan air sekitar 30 meter dengan kedalaman 10 m yang berada di aliran sungai Cikawari. Di atas air terjun ini terdapat jembatan yang dapat digunakan untuk melintas dan melihat air terjun dari posisi atas. Dari atas jembatan ini akan terlihat bentangan dasar sungai yang merupakan pertemuan dua aliran sungai Cikawari dan Cigulun yang nantinya menjadi daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung Hulu. Aliran ini mengalir dan berbelok membelah kawasan Tahura tersebut. Selain Curug Omas di aliran sungai ini terdapat pula Curug Cigulung dan Curug Cikawari yang masing-masing berketinggian sekitar 15 m dan 14 m.
Di kawasan ini juga ada curug lain yaitu Curug Lalay yang lokasinya tak jauh dari Curug Omas.
Legenda
Maribaya berasal dari nama seorang perempuan sangat cantik yang menjadi sumber kehebohan bagi kaum laki-laki. Saking terpesona oleh kecantikannya, pemuda-pemuda di kampungya sering cekcok sehingga sewaktu-waktu bisa terjadi pertumpahan darah.
Sejak mulai dikembangkan tahun 1835 oleh Eyang Raksa Dinata, ayah Maribaya, objek wisata itu berhasil mengubah kehidupan Eyang Raksa Dinata yang sebelumnya hidup miskin, menjadi berkecukupan. Banyak orang yang berkunjung ke tempat tersebut. Mereka tidak hanya datang untuk berekreasi menghirup udara segar alam pengunungan dan perbukitan, tetapi juga untuk berobat dengan berendam di air hangat.
Eyang Raksa Dinata yang sebenarnya hanya ingin menghindari pertumpahan darah di kampungnya, malah mendapat berkah kekayaan setelah mengelola sumber air panas mineral yang dapat dipergunakan untuk pengobatan itu. Keluarga Maribaya memperoleh penghasilan dari para pengunjung yang datang berduyun-duyun.
Lokasi
Terletak di Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.
Peta dan Koordinat GPS : 6° 49' 51.64" S 107° 39' 18.45" E
Aksesbilitas
Berjarak sekitar 21 km dari Bandung ke sebelah timur Lembang atau sekitar 7 km dari Lembang itu sendiri. Untuk mencapai lokasinya cukup mudah. Dari arah Bandung tinggal lurus setelah melewati pertigaan Pasar Lembang ke arah Subang. Sedangkan bila dari arah Subang tinggal belok kiri, sebelum pertigaan Pasar Lembang menuju Bandung. Jarak tempuh dari pertigaan Pasar Lembang sekitar 10 km terus ke utara.
Ada empat pintu masuk ke curug ini, yaitu Pos masuk I dan II di Pakar Dago ditempuh dari arah terminal Dago. Pintu masuk III di Kolam Pakar ditempuh dari arah PLTA Bengkok atau dari Curug Dago. Sedangkan pintu masuk 4 berada di Maribaya ditempuh dari arah Lembang. Umumnya Pintu masuk terdekat menuju Curug Omas ini adalah melalui Pintu IV Tahura yang juga dekat dengan lokasi wisata pemandian air panas Maribaya.
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi, kawasan ini terletak sebelah utara Kota Bandung bahkan sekarang seakan-akan telah bersatu dengan kota tersebut. Akses masuk dapat di tempuh dari berbagai jalur jalan, dari arah selatan bisa ditempuh melalui jalan Dago maupun jalan CIkutra. Semua jenis kendaraan bisa masuk hingga ke pintu gerbang utama. Kondisi jalan dari pusat kota sampai dengan lokasi (pintu gerbang utama) sudah beraspal hotmix dan kini dalam kondisi baik.
Selain dari arah selatan, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda juga dapat ditempuh dari arah Utara, melalui Obyek wisata Maribaya-Lembang. Dari pintu gerbang ini akan dapat kita lihat obyek wisata Curug Omas serta Patahan Lembang yang membujur arah Barat Laut-Tenggara yang sekaligus menjadi punggung bukit kawasan, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusur jalan setapak sepanjang 5 km menuju ke Dago Pakar.
Kawasan Tahura Ir. H. Djuanda terletak ± 7 km disebelah utara Kota Bandung dan dapat dimasuki dari berbagai jurusan :
- Melalui Terminal Dago Bandung berkisar 2 Km dengan kondisi jalan telah dihotmix, dapat ditempuh memakai kendaraan roda dua, roda empat dan bis.
- Melalui Jalan Cimbuleuit-Puncrut berkisar 6 Km dengan kondisi jalan kampung masih tanah, dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua trail.
- Melalui Lembang-Maribaya berkisar 4 Km dengan kondisi jalan telah dihotmix dapat ditempuh memakai kendaraan roda dua, roda empat dan bis.
Sayangnya di Curug Omas ini pengunjung tidak dapat mendekat secara langsung guna menikmati kesegarannya. Di sekitarnya terdapat pagar besi yang menutupi dan melindunginya. Hal ini dikarenakan cukup berbahaya untuk mendekat, dimana dasar curug ini berada di bawah jembatan dengan banyak batu dan air yang keliatan dalam. Jikalau ingin melihat curug dengan posisi lebih bawah, pengunjung dapat menuruni tanggga-tangga berbbatu yang ada di sebelah kanan jembatan. Setelah sampai di akhir tangga, pada sebelah kanan terdapat jembatan. disini pengunujung dapat melihat curug lebih dekat.
Fasilitas dan Akomodasi
Fasilitas yang tersedia di kawasan ini sangat memprihatinkan. Di sana-sini fasilitas umum dibiarkan rusak dan terbengkalai. Tidak ada perbaikan, apalagi diganti dengan yang baru. Misalnya shelter untuk beristirahat, dibiarkan rusak. Demikian pula jalur pejalan kaki, kondisinya sudah compang-camping dan berlumut. Tak hanya itu, jembatan penyeberangan dan pagar pengaman pun dibiarkan apa adanya, rusak dan terlepas sehingga bisa membahayakan keselamatan para pengunjung. Kondisi panggung gembira apalagi. Awalnya panggung ini dibuat untuk meramaikan objek wisata Maribaya dengan berbagai acara kesenian, namun kini tidak lagi. Kondisinya yang tidak terawat membuat orang enggan memanfaatkan panggung ini.
Kondisi memprihatinkan juga tampak di lingkungan sekitar air terjun yang dipenuhi tumpukan sampah dan limbah yang berasal dari aliran Sungai Cikapundung.Tiket dan Parkir
Tiket masuk adalah Rp 8.000/orang, sedangkan bagi wisatawan asing Rp 35.000/orang. Tiket parkir kendaraan adalah Rp 10000/kendaraan roda empat dan Rp 5000 untuk kendaraan roda dua.
sumber : disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar